BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi semakin berkembang sangat pesat pada kehidupan manusia di era modern ini, khususnya pada bidang elektronika. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta digunakan secara otomatis dan dalam kehidupan saat ini kita hidup di era semua serba cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu sehinggga kita membutuhkan alat yang digunakan untuk memberikan tanda ke pada kita untuk agar tidak melupakan sesuatu yaitu alarm dalam hal ini adalah alarm lemari es ,alarm ini digunakan untuk memberitahu kepada kita ketika kita mengambil suatu barang di dalam kulkas atau lemari es kita lupa untuk memastikan lemari es tersebut tertutup dengan baik maka di ciptakan lah alat ini yang gunanya untuk memeberitahu kita bahwa kita lupa menutup dengan baik lemari es yang telah kita buka. agar kita dapat dengan cepat menutup kembali lemari es tersebut.dengan adanya alarm lemari es ini kita dapat beraktifitas dengan tenang tanpa harus memikirkan hal-hal yang sekecil ini dan barang yang berada di dalam lemari es tetap dingin dan baik.
Pembuatan alat “alarm lemari es” ini, dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah suara yang sangat unik dan berbeda dari suara-suara yang lain, sehingga masyarakat dapat membedakan dan mengenal suara dari alarm dengan cara kerja alat yang cukup simple yaitu jika lemari es terbuka maka otomatis lampu lemari es akan menyala dan jika tertutup dengan baik maka keadaaan mati, dalam keadaan itulah alarm kami bekerja yaitu ketika pintu lemari es kurang menutup dengan rapat dan masih ada cahaya yang keluar dari celah–celah lemari es.
LDR pada rangkaian alarm lemari es digunakan sebagai sensor untuk mengetahui alat ini berfungsi atau tidak dalam rangkaain juga dapat mengubah sensitifitas dari LDR tersebut dengan cara memutar dengan obeng trimpot 10K sehingga sensitifitas pada LDR itu bertambah.
1.2 Batasan Masalah
Pada Makalah ini permasalahan dibatasi hanya pada perancangan dan analisa kendalinya yaitu dengan menerapkannya sebuah diagram blok dan langkah kerja dari alat yang kami buat, Untuk permasalahan yang lainnya tidak dibahas lebih mendalam.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan dan cara kerja secara garis besar dari proyek
elektronika yang telah dibuat. “Alarm lemari es”.
2. Memberikan pengenalan dasar tentang rangkaian digital, serta
komponen-komponen dalam perangkat elektronika.
3. Sebagai syarat kelulusan dan syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
pada Semester ini tahun ajaran 2012/2013.
4. Menambah wawasan penulis mengenai perkembangan didalam bidang
elektronika.
5. Melatih penulis dalam karya tulis.
1.4 METODE PENULISAN
Beberapa metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.4.1 konsultasi
yaitu dengan malukukan pertanyaan kepada kakak asisten lab elektronika tentang pembuatan alat dan juga penulisab makalah.dan juga setiapa melakukan konsule hasil nya dapat diperiksa apakah ada yang salah.maka dapat di cari kebenarannnya.
1.4.2 Studi Pustaka
Mendapatkan bahan penulisan tentang komponen-komponen yang akan digunakan untuk membuat Alarm lemari es melalui buku atau situs-situs yang ada hubungannya dengan penulisan ilmiah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematik penulisan dalam makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab yang bertujuan agar pembaca dapat memahami dan mengerti isi dari laporan ini, yang terdiri dari :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini praktikan menjelaskan tentang penggunaan dan aplikasi perangkat elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya dalam teknologi sekarang ini. Serta kami juga akan menjelaskan tentang tujuan dalam pembuatan proyek yang berjudul “ Alarm lemari ES ”
BAB II Landasan Teori
Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian proyek,dan kerangka terbentuknya proyek “ Alarm lemari ES “ ini.
BAB III Analisa Rangkaian
Dalam analisa rangkaian, kami akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian baik secara blok maupun secara detail, sehingga dalam penggunaannya akan semakin jelas dan mudah dimengerti.
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang akan kami presentasikan.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran-saran dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk mengetahui prinsip kerja rangkaian alat alarm lemari es, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan mempelajari prinsip-prinsip atau dasar-dasar teori dari rangkaian digital / rangkaian elektronik digital yang berkaitan dengan pembuatan rangkaian. Selain itu kita juga perlu mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat di dalam alat alarm lemari es serta mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari setiap komponen-komponen tersebut.
2.1 Teori Dasar
Sebelum mempelajari rangkaian alat alrm lemari es kita akan mempelajari yang di maksud dengan Rangkaian Elektronika Digital. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Rangkaian Elektronika Digital adalah sistem elektronika yang tersusun dari berbagai macam komponen elektronika yang menggunakan signal digital. Elektronika Digital juga bisa di katakan sebagai rangkaian elektronika yang membutuhkan aliran listrik atau energi kimia untuk menggerakkan atau membuat benda tersebut berfungsi.
Rangkaian Elektronika Digital merupakan aplikasi dari aljabar boolean dan digunakan pada berbagai bidang seperti komputer, telpon selular dan berbagai perangkat lain. Itu di karenakan elektronika digital mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya sistem digital mempunyai antar muka yang mudah dikendalikan dengan komputer penyimpanan informasi ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan analog.
Rangkaian Elektronika Digital biasanya di lambangkan dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan, sedangkan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan. Contoh yang paling sederhana untuk memahami notasi ini adalah saklar lampu. Ketika kita tekan ON berarti terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kita tekan OFF maka akan berlaku sebaliknya. Elektronika Analog dan Digital merupakan pengenalan, penggunaan tentang dasar macam dan karakteristik komponen-komponen elektronika serta sistem pembilangan dan gerbang dasar maupun kombinasional. Ilmu elektronika analog dan digital biasanya mencakup tentang pengetahuan dasar teori atom, bahan penghantar, isolator dan semikonduktor, serta sistem pembilangan dan gerbang dasar.
Elektronika Digital pada dasarnya tersusun dari apa yang disebut sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih input dan menghasilkan ouput yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip prinsip aljabar boolean. Dalam pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dengan voltase atau arus (tergantung dari tipe elektronik yang digunakan). Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Serta gerbang logika turunan NAND, NOR dan X-OR.
2.1.1 Gerbang AND
Gerbang AND dinyatakan sebagai Y = A · B, dimana output rangkaian Y bernilai 1, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 1; dan output Y bernilai 0 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Simbol gerbang AND dapat dilihat pada Gambar .
A |
B |
Y |
Gambar 1.1. Simbol gerbang AND
Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang AND adalah:
AND | ||
A | B | Y = A . B |
0 | 0 | 0 |
0 | 1 | 0 |
1 | 0 | 0 |
1 | 1 | 1 |
Tabel 1.1 Tabel kebenaran dari gerbang AND
2.1.2 Gerbang OR
Gerbang OR dinyatakan sebagai Y = A + B, dimana output rangkaian Y bernilai 0, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 0; dan output Y bernilai 1 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Simbol gerbang OR dapat dilihat pada Gambar .
A |
B |
Y |
Gambar 1.2. Simbol gerbang OR
Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang OR, sebagai berikut:
OR | ||
A | B | Y = A + B |
0 | 0 | 0 |
0 | 1 | 1 |
1 | 0 | 1 |
1 | 1 | 1 |
Tabel 1.2. Tabel kebenaran dari gerbang OR
2.1.3 Gerbang NOT
Gerbang NOT juga dikenal sebagai inverter dan dinyatakan sebagai Y = . Nilai output Y merupakan negasi atau komplemen dari input A. Jika input A bernilai 1, maka output Y bernilai 0, demikian sebaliknya. Simbol gerbang NOT dapat dilihat pada Gambar .
A |
Y |
Gambar 1.3. Simbol gerbang NOT
Sedangkan tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NOT adalah:
NOT | |
A | Y |
0 | 1 |
1 | 0 |
Tabel 1.3. Tabel kebenaran dari gerbang NOT
2.1.4 Gerbang NAND
Gerbang NAND dinyatakan sebagai Y = , dimana output rangkaian Y bernilai 0, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 1; dan output Y bernilai 1 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Jadi NAND adalah komplemen dari AND. Simbol gerbang NAND dapat dilihat pada Gambar .
A |
B |
Y |
Gambar 1.4. Simbol gerbang NAND
Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NAND, sebagai berikut:
AND | ||
A | B | Y = A . B |
0 | 0 | 1 |
0 | 1 | 1 |
1 | 0 | 1 |
1 | 1 | 0 |
\
Tabel 1.4. Tabel kebenaran dari gerbang NAND
2.1.5 Gerbang NOR
Gerbang NOR dinyatakan sebagai Y = , dimana output rangkaian Y bernilai 1, hanya jika kedua inputnya A dan B masing-masing bernilai 0, dan output Y bernilai 0 untuk nilai-nilai A dan B yang lain. Jadi NOR adalah komplemen dari OR. Simbol gerbang NOR dapat dilihat pada Gambar .
A |
B |
Y |
Gambar 1.5. Simbol gerbang NOR
Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang NOR, sebagai berikut:
OR | ||
A | B | Y = A + B |
0 | 0 | 1 |
0 | 1 | 0 |
1 | 0 | 0 |
1 | 1 | 0 |
Tabel1.5. Tabel kebenaran dari gerbang NOR
2.1.6 Gerbang X-OR
Gerbang X-OR dinyatakan sebagai Y = atau disederhanakan menjadi Y = A Ã… B, dimana output rangkaian Y bernilai 0, jika kedua input A dan B memiliki nilai yang sama, dan output Y bernilai 1 jika kedua input A dan B memiliki nilai yang tidak sama. Simbol gerbang X-OR dapat dilihat pada Gambar .
A |
B |
Y |
Gambar 1.6. Simbol gerbang X-OR
Adapun tabel kebenaran untuk rangkaian gerbang X-OR, sebagai berikut:
OR | |||
A | B |
| |
0 | 0 | 0 | |
0 | 1 | 1 | |
1 | 0 | 1 | |
1 | 1 | 0 |
Tabel 1.6. Tabel kebenaran dari gerbang X-OR
2.1.7 Komponen Elektronika Dasar
Komponen Elektronika Dasar merupakan media aliran elektron yang arah alirannya dari kutup negatif sumber tenaga, melewati beberapa komponen dan menuju ke kutup positif sumber tenaga. Atau juga bisa dikatakan media aliran arus listrik yang arah alirannya dari kutup positif yang melewati beberapa komponen=komponen dan menuju ke kutup negatif.
Komponen Elektronika Dasar terbagi menjadi 2 macam, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen ini lah yang selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen Aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik atau tegangan agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh dari komponen aktif yaitu Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus tegangan atau listrik. Contoh dari komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator atau trafo, dioda dan komponen lainnya. Dalam dasar elektronika kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dan lainnya. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Analisa secara blok diagram untuk “blingking arrow “ ini dibagi menjadi empat bagian yaitu : input, multivibrator, Ic / penguat dan Output. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :
INPUT |
PROSES |
OUTPUT |
AKTIVATOR |
|
LDR |
|
IC 4093 |
|
BUZZER |
SWITCH |
Gambar 3.1 Rangkaian Secara Blok Diagram |
3.1.1 AKTIVATOR
Aktivator atau sama dengan power supply yang berfungsi untuk memberi tegangan pada rangkaian elektronika pada rangkaian ini membutuhkan suber untuk pengganti baeterai yaiti tegangan sebesar 9 V untuk mengoperasikannya. Akattivator juga memiliki egunaan sebagai pengalir listrik dimna setiap koponen yang terpasang jika tidak teraliri listrik maka dia akan mati atau tidak hidup.
3.1.2 INPUTAN
Pada Rangkaian Alrm lemari es ini sebagai inputan adalah LDR (Light Dependent Resistor) berfungsi sebagai sensor di mana nilai pada sensor LDR adalah penting ketika LDR dalam keadaan terang nilai pada LDR membuat alat alarm lemari es menyala sedangkan nilai pada LDR yang
terhubung dengannya dan mengkatifkan komponen – komponen dalam rangkaian ini.
Tegangan masuk bisa melalui LDR ataupun saklar. Bila tidak menyala atau dalam keadaan gelap maka alat dalam keadaan mati.sedangkan switch digunakan ketika LDR dalam keadaan mati switch nya akan mati juga tetapi jika keadaan menyala switch ditekan dengan baik maka hasilnya adalah menyala.
Tegangan masuk bisa melalui LDR ataupun saklar. Bila tidak menyala atau dalam keadaan gelap maka alat dalam keadaan mati.sedangkan switch digunakan ketika LDR dalam keadaan mati switch nya akan mati juga tetapi jika keadaan menyala switch ditekan dengan baik maka hasilnya adalah menyala.
3.1.3 PROSES
IC 4093 terdiri dari gerbang NAND ini di gunakan pada rangkaian ini adalah IC4093, IC tersebut berjenis CMOS. IC CMOS banyak di gunakan pada instrumen-intsrumen elektronika karena dilihat dari keunggulan teknologinya dibanding dengan jenis IC lainnya.
IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri 4 gerbang NAND 2 masukan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok dipakai pada peralatan elektronika yang memnggunakan battere. IC 4093 ini digunakaan pada rangkaian alarm lemari es sebagai penyimpanan data dengan pengertian IC seperti diatas dapat di simpulkan bahwa IC ini yang memeberikan kondisi pada ragkaian alarm ini dengan kondisi adalah jika keadaan gelap maka tidak ad output sama sekali dan jika dalam kondisi terang baru ada output yang keluar yaitu detak dari bunyi alarm tersebut yang di keluarkan oleh buzzer.
3.1.4 Output
Jika proses pada rangkaian sudah berjalan mak output yang akan terjadi adalah buzzer mengeluarkan suara dengan system dinamis yaitu gelombang yang keluar beraturan tidak gelombang yang lurus. Ketika buzzer mengeluarkan suara terjadi karena adanya perbadingan tegangan tinggi dan tegangan rendah dari output kaki IC ini, maka tegangan bisa mengalir pada kedua kaki buzzer dan kemudian memicu aktif buzzer
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail
Rangkaian Alarm lemari es pada dasarnya adalah rangkaian yang mengacu pada kesalahan manusia dimana setiap manusia tidak dpat sempurna melakukan suatu aktifitas dan contoh nya sangat dekat dengan kkita dimana setiap orang bias saja lupa saat di sedang membuka pintu lemari es dimna disitu lah kegunaan dari alarm ini ketika lemari es terus terbua maka alarm aan terus berbunyi dan maka ketika . Dan untuk itu dengan memanfaatkan beberapa komponen seperti IC 4093, empat buah trimpot, dua buah kapasitor dan sebuah swicth serta buzzer sebagai outputnya bisa menciptakan gelombang yang seperti itu.
Rangkaian ini memiliki input berupa power atau tegangan sebesar 9V dan Ground yang kemudian akan di proses di dalam IC 4093. IC 4093 mampu beroperasi baik dalam keadaan gelap atau tidak ad cahaya maupun ada cahaya, dengan bantuan dari komponen yang saling terhubung seperti diode yang berfungsi sebagai penyearah arus dimana nilai dari resistor yang akan masuk ke dalam IC melaui resistansi LDR menuju ke R 3 maka tegangan yang masuk di searahkan terlebih dahulu oleh diada sehingga beban yang masuk ke dalam IC tidak terlalu besar sehingga tida akan terjadi kerusakan pada IC.
Pada rangkaian ini, kita menggunakan IC CMOS 4093 yang bertipe NAND. Jadi nilai output diberi inverter. Setiap tegangan yang masuk ke kaki – kaki input, tegangan diubah menjadi logika 0 atau 1.ini merupakan rangkaian keadan menyala di mana setiap komponen mendapatkan arus karena vcc mengalirkan arus dimana 1 itu bernilai menyala (high) dan arus yang mengalir lainnya bernilai 0 sehingga tidak ada arus mengalir atau tidak menyala (low).
Operasi isolator diperoleh ketika N1 bermuatan 1 atau dalam keadaan menyala sehingga timbulah operasi isolataor di mana membuat nialai pada gelombang naik turun atau tidak menentu\. Karena adanya perbandingan tinggi rendah tegangan di kedua kaki buzzer, maka buzzer bisa mengalirkan tegangan sehingga bisa mengeluarkan output berupa suara yang berdenyut karena adanya osilator tadi.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
Analisa secara blok diagram untuk “blingking arrow “ ini dibagi menjadi empat bagian yaitu : input, multivibrator, Ic / penguat dan Output. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :
INPUT |
PROSES |
OUTPUT |
AKTIVATOR |
|
LDR |
|
IC 4093 |
|
BUZZER |
SWITCH |
Gambar 3.1 Rangkaian Secara Blok Diagram |
3.1.1 AKTIVATOR
Aktivator atau sama dengan power supply yang berfungsi untuk memberi tegangan pada rangkaian elektronika pada rangkaian ini membutuhkan suber untuk pengganti baeterai yaiti tegangan sebesar 9 V untuk mengoperasikannya. Akattivator juga memiliki egunaan sebagai pengalir listrik dimna setiap koponen yang terpasang jika tidak teraliri listrik maka dia akan mati atau tidak hidup.
3.1.2 INPUTAN
Pada Rangkaian Alrm lemari es ini sebagai inputan adalah LDR (Light Dependent Resistor) berfungsi sebagai sensor di mana nilai pada sensor LDR adalah penting ketika LDR dalam keadaan terang nilai pada LDR membuat alat alarm lemari es menyala sedangkan nilai pada LDR yang
terhubung dengannya dan mengkatifkan komponen – komponen dalam rangkaian ini.
Tegangan masuk bisa melalui LDR ataupun saklar. Bila tidak menyala atau dalam keadaan gelap maka alat dalam keadaan mati.sedangkan switch digunakan ketika LDR dalam keadaan mati switch nya akan mati juga tetapi jika keadaan menyala switch ditekan dengan baik maka hasilnya adalah menyala.
Tegangan masuk bisa melalui LDR ataupun saklar. Bila tidak menyala atau dalam keadaan gelap maka alat dalam keadaan mati.sedangkan switch digunakan ketika LDR dalam keadaan mati switch nya akan mati juga tetapi jika keadaan menyala switch ditekan dengan baik maka hasilnya adalah menyala.
3.1.3 PROSES
IC 4093 terdiri dari gerbang NAND ini di gunakan pada rangkaian ini adalah IC4093, IC tersebut berjenis CMOS. IC CMOS banyak di gunakan pada instrumen-intsrumen elektronika karena dilihat dari keunggulan teknologinya dibanding dengan jenis IC lainnya.
IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri 4 gerbang NAND 2 masukan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok dipakai pada peralatan elektronika yang memnggunakan battere. IC 4093 ini digunakaan pada rangkaian alarm lemari es sebagai penyimpanan data dengan pengertian IC seperti diatas dapat di simpulkan bahwa IC ini yang memeberikan kondisi pada ragkaian alarm ini dengan kondisi adalah jika keadaan gelap maka tidak ad output sama sekali dan jika dalam kondisi terang baru ada output yang keluar yaitu detak dari bunyi alarm tersebut yang di keluarkan oleh buzzer.
3.1.4 Output
Jika proses pada rangkaian sudah berjalan mak output yang akan terjadi adalah buzzer mengeluarkan suara dengan system dinamis yaitu gelombang yang keluar beraturan tidak gelombang yang lurus. Ketika buzzer mengeluarkan suara terjadi karena adanya perbadingan tegangan tinggi dan tegangan rendah dari output kaki IC ini, maka tegangan bisa mengalir pada kedua kaki buzzer dan kemudian memicu aktif buzzer
3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail
Rangkaian Alarm lemari es pada dasarnya adalah rangkaian yang mengacu pada kesalahan manusia dimana setiap manusia tidak dpat sempurna melakukan suatu aktifitas dan contoh nya sangat dekat dengan kkita dimana setiap orang bias saja lupa saat di sedang membuka pintu lemari es dimna disitu lah kegunaan dari alarm ini ketika lemari es terus terbua maka alarm aan terus berbunyi dan maka ketika . Dan untuk itu dengan memanfaatkan beberapa komponen seperti IC 4093, empat buah trimpot, dua buah kapasitor dan sebuah swicth serta buzzer sebagai outputnya bisa menciptakan gelombang yang seperti itu.
Rangkaian ini memiliki input berupa power atau tegangan sebesar 9V dan Ground yang kemudian akan di proses di dalam IC 4093. IC 4093 mampu beroperasi baik dalam keadaan gelap atau tidak ad cahaya maupun ada cahaya, dengan bantuan dari komponen yang saling terhubung seperti diode yang berfungsi sebagai penyearah arus dimana nilai dari resistor yang akan masuk ke dalam IC melaui resistansi LDR menuju ke R 3 maka tegangan yang masuk di searahkan terlebih dahulu oleh diada sehingga beban yang masuk ke dalam IC tidak terlalu besar sehingga tida akan terjadi kerusakan pada IC.
Pada rangkaian ini, kita menggunakan IC CMOS 4093 yang bertipe NAND. Jadi nilai output diberi inverter. Setiap tegangan yang masuk ke kaki – kaki input, tegangan diubah menjadi logika 0 atau 1.ini merupakan rangkaian keadan menyala di mana setiap komponen mendapatkan arus karena vcc mengalirkan arus dimana 1 itu bernilai menyala (high) dan arus yang mengalir lainnya bernilai 0 sehingga tidak ada arus mengalir atau tidak menyala (low).
Operasi isolator diperoleh ketika N1 bermuatan 1 atau dalam keadaan menyala sehingga timbulah operasi isolataor di mana membuat nialai pada gelombang naik turun atau tidak menentu\. Karena adanya perbandingan tinggi rendah tegangan di kedua kaki buzzer, maka buzzer bisa mengalirkan tegangan sehingga bisa mengeluarkan output berupa suara yang berdenyut karena adanya osilator tadi.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah-langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini akan dikenalkan tentang bagaimana cara mengoperasikan rangkaian alarm lemari es yang telah kami buat. Agar lebih mudah untuk menerangkan bagaimana cara kerja rangkaian yang kami buat, seperti di bawah ini:
Untuk mempermudah, kami menyajikan cara pengoperasian alarm lemari es secara sistematis seperti di bawah ini :
- Hubungkan arus positif dengan tegangan 12V satu daya pada jack banana positif rangkaian.
- Hubungkan ground satu daya pada jack banana ground negative rangkaian.
- Selanjutnya Nyalakan Power Supply.
- Pada saat Power Supply dinyalakan maka LED pada Rangakaian ini akan langsung menyala dan mengeluarkan bunyi pada buzzer.
- Dan untuk mengatur tingkat sensitifitas dari LDR menggunakan trimpot dengan memutarnya menggunakan obeng sehingga nilai sensitifitas pada LDR baik ketia keadaan menyala atau mati.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah-langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini akan dikenalkan tentang bagaimana cara mengoperasikan rangkaian alarm lemari es yang telah kami buat. Agar lebih mudah untuk menerangkan bagaimana cara kerja rangkaian yang kami buat, seperti di bawah ini:
Untuk mempermudah, kami menyajikan cara pengoperasian alarm lemari es secara sistematis seperti di bawah ini :
- Hubungkan arus positif dengan tegangan 12V satu daya pada jack banana positif rangkaian.
- Hubungkan ground satu daya pada jack banana ground negative rangkaian.
- Selanjutnya Nyalakan Power Supply.
- Pada saat Power Supply dinyalakan maka LED pada Rangakaian ini akan langsung menyala dan mengeluarkan bunyi pada buzzer.
- Dan untuk mengatur tingkat sensitifitas dari LDR menggunakan trimpot dengan memutarnya menggunakan obeng sehingga nilai sensitifitas pada LDR baik ketia keadaan menyala atau mati.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah-langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini akan dikenalkan tentang bagaimana cara mengoperasikan rangkaian alarm lemari es yang telah kami buat. Agar lebih mudah untuk menerangkan bagaimana cara kerja rangkaian yang kami buat, seperti di bawah ini:
Untuk mempermudah, kami menyajikan cara pengoperasian alarm lemari es secara sistematis seperti di bawah ini :
- Hubungkan arus positif dengan tegangan 12V satu daya pada jack banana positif rangkaian.
- Hubungkan ground satu daya pada jack banana ground negative rangkaian.
- Selanjutnya Nyalakan Power Supply.
- Pada saat Power Supply dinyalakan maka LED pada Rangakaian ini akan langsung menyala dan mengeluarkan bunyi pada buzzer.
- Dan untuk mengatur tingkat sensitifitas dari LDR menggunakan trimpot dengan memutarnya menggunakan obeng sehingga nilai sensitifitas pada LDR baik ketia keadaan menyala atau mati.
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Langkah-langkah Pengoperasian Alat
Pada bab ini akan dikenalkan tentang bagaimana cara mengoperasikan rangkaian alarm lemari es yang telah kami buat. Agar lebih mudah untuk menerangkan bagaimana cara kerja rangkaian yang kami buat, seperti di bawah ini:
Untuk mempermudah, kami menyajikan cara pengoperasian alarm lemari es secara sistematis seperti di bawah ini :
- Hubungkan arus positif dengan tegangan 12V satu daya pada jack banana positif rangkaian.
- Hubungkan ground satu daya pada jack banana ground negative rangkaian.
- Selanjutnya Nyalakan Power Supply.
- Pada saat Power Supply dinyalakan maka LED pada Rangakaian ini akan langsung menyala dan mengeluarkan bunyi pada buzzer.
- Dan untuk mengatur tingkat sensitifitas dari LDR menggunakan trimpot dengan memutarnya menggunakan obeng sehingga nilai sensitifitas pada LDR baik ketia keadaan menyala atau mati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Alarm Lemari ES adalah sebuah rangkaian yang dimana sebagian besar komponen outputnya adalah bunyi pada buzze, dimana detak pulsa input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, yang di mana rangkaian ini memiliki input LDR dan Switch di mana LDR berfungsi sebagai sensoar ketika keadaan LDR mendapatkan cahaya maka rangkaian akan berbunyi yaitu buzzer. lalu untuk mengubah nilai sensitifitas pada LDR adalah dengan memutar trimpot yang terdapat pada rangkaian, lalu untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus sehingga alat dapat berfungsi dengan benar dan tepat.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Pada rangkaian pastikan kembali harus benar dan tepat supaya rangkaian dapat berjalan. Kemudian pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada komponen adalah ketika pemasangan IC jangan langsung di solder pada pcb melainkan harus menggunakan soketIC agar IC tidak panas dan agar tidak rusak . Ini semua adalah hal yang membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam kesalahan kesalahan seperti hal ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Alarm Lemari ES adalah sebuah rangkaian yang dimana sebagian besar komponen outputnya adalah bunyi pada buzze, dimana detak pulsa input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, yang di mana rangkaian ini memiliki input LDR dan Switch di mana LDR berfungsi sebagai sensoar ketika keadaan LDR mendapatkan cahaya maka rangkaian akan berbunyi yaitu buzzer. lalu untuk mengubah nilai sensitifitas pada LDR adalah dengan memutar trimpot yang terdapat pada rangkaian, lalu untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus sehingga alat dapat berfungsi dengan benar dan tepat.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Pada rangkaian pastikan kembali harus benar dan tepat supaya rangkaian dapat berjalan. Kemudian pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada komponen adalah ketika pemasangan IC jangan langsung di solder pada pcb melainkan harus menggunakan soketIC agar IC tidak panas dan agar tidak rusak . Ini semua adalah hal yang membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam kesalahan kesalahan seperti hal ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Alarm Lemari ES adalah sebuah rangkaian yang dimana sebagian besar komponen outputnya adalah bunyi pada buzze, dimana detak pulsa input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, yang di mana rangkaian ini memiliki input LDR dan Switch di mana LDR berfungsi sebagai sensoar ketika keadaan LDR mendapatkan cahaya maka rangkaian akan berbunyi yaitu buzzer. lalu untuk mengubah nilai sensitifitas pada LDR adalah dengan memutar trimpot yang terdapat pada rangkaian, lalu untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus sehingga alat dapat berfungsi dengan benar dan tepat.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Pada rangkaian pastikan kembali harus benar dan tepat supaya rangkaian dapat berjalan. Kemudian pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada komponen adalah ketika pemasangan IC jangan langsung di solder pada pcb melainkan harus menggunakan soketIC agar IC tidak panas dan agar tidak rusak . Ini semua adalah hal yang membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam kesalahan kesalahan seperti hal ini.
LAMPIRAN
Gambar 3.0 Rangkaian alarm lemari es
Komponen-komponen yang digunakan :
1. Trimpot (10K) & (20K)
2. Kapasitor (10µF dan 10µF)
3. Switch
4. IC, CD 4093
5. Buzzer
6. LDR.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Alarm Lemari ES adalah sebuah rangkaian yang dimana sebagian besar komponen outputnya adalah bunyi pada buzze, dimana detak pulsa input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, yang di mana rangkaian ini memiliki input LDR dan Switch di mana LDR berfungsi sebagai sensoar ketika keadaan LDR mendapatkan cahaya maka rangkaian akan berbunyi yaitu buzzer. lalu untuk mengubah nilai sensitifitas pada LDR adalah dengan memutar trimpot yang terdapat pada rangkaian, lalu untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus sehingga alat dapat berfungsi dengan benar dan tepat.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Pada rangkaian pastikan kembali harus benar dan tepat supaya rangkaian dapat berjalan. Kemudian pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada komponen adalah ketika pemasangan IC jangan langsung di solder pada pcb melainkan harus menggunakan soketIC agar IC tidak panas dan agar tidak rusak . Ini semua adalah hal yang membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam kesalahan kesalahan seperti hal ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian Alarm Lemari ES adalah sebuah rangkaian yang dimana sebagian besar komponen outputnya adalah bunyi pada buzze, dimana detak pulsa input dan outputnya diatur oleh IC 4093 Schmitt Trigger, yang di mana rangkaian ini memiliki input LDR dan Switch di mana LDR berfungsi sebagai sensoar ketika keadaan LDR mendapatkan cahaya maka rangkaian akan berbunyi yaitu buzzer. lalu untuk mengubah nilai sensitifitas pada LDR adalah dengan memutar trimpot yang terdapat pada rangkaian, lalu untuk mendunkung rangkaian ini dibutuhkan beberapa komponen penunjang seperti resistor, transistor, potensio, led dan sumber arus sehingga alat dapat berfungsi dengan benar dan tepat.
5.2 Saran
Dalam pengerjaan alat, hendaknya hati hati. Dimulai dari penggambaran ke papan pcb. Karena dari pengalaman praktikan, beberapa percobaan gagal karena adanya garis garis rangkaian yang putus, seperti kena goresan pada saat mencelup papan ke larutan ferriclorit. Pada rangkaian pastikan kembali harus benar dan tepat supaya rangkaian dapat berjalan. Kemudian pada saat pemasangan komponen gunakanlah sesuai dengan komponen yang diminta. Agar tidak terjadi kesalahan. Yang perlu diperhatikan pada komponen adalah ketika pemasangan IC jangan langsung di solder pada pcb melainkan harus menggunakan soketIC agar IC tidak panas dan agar tidak rusak . Ini semua adalah hal yang membuat banyak proyek alat gagal. Dan penyusun banyak belajar dalam kesalahan kesalahan seperti hal ini.