Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Dan dapat menjadikan sesorang disaat mendatang. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup
yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang
semakin lama semakin tinggi . dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan , harapan, dan
tujuan manusia yang semakin tinggi tingkatanya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin
atau belum mungkin terpenuhi , maka cita-cita tersebut disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk
mewujudkan cita-cita tersebut tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak
bercita-cita ingin menjadi dokter ia
belum sekolah, tidak mngkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan
berusaha mencapai cita-cita. Dan itu baru taraf angan-angan.
Antara
masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor berikut :
1.
Manusianya itu memiliki cita-cita.
2.
Kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan.
3.
Seberapa tinggikah cita-cita yang hendak
dicita-citakan.
Faktor
manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada
orang yang tidak berkemauan sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupaka
khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa
anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan,
cita-cita merupaka motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup. untuk
mencapainya dengan cara keras. Dalam mencapai cita-cita merupaka suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil menjadikan dirinya puas.
Faktor
kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita. Pada umumnya dapat disebut
yang memungkinkan dan yangmeng hambat ;
* Faktor yang menguntungkan merpakan kondisi yang
memperlancar tercapainya suatu cita-cita.
* Faktor yang menghambat merupakan kondisi yag merintangi tercapainya suatu
cita-cita.
Contohnya sebagai
berikut :
Syarif dan Haqi
adalah dua anak pandai dalam atu kelas, keduanya bercita-cita menjadi sarjana.
Syarif anak orang yang cukup kaya. Sehingga dalam mencapai cita-citanya tidak
mengalami hambatan. Bahkan bisa dikatakan kondisi ekonomi orang tuanya
merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita syarif.
Sebaliknya dengan Haqi yang bisa dibilang kondisi ekonomi orang tuanya lemah, dan menyebabkan
terhambatnya bahkan ia tak mampu lagi mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua
Haqi yang lemah merupakan hambatan bagi Haqi dalam mencapai cita-citanya.
Faktor tingginya cita-cita yang
merupakan faktor ketiga dalam mencapai citacita.
Memang
ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang
dilangit.
Tetapi
bagaimana faktor manusianya. Mampukah yang bersangkutan mencapainya. Demikian
juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu . Apakah dapat merupakan pendorong
atau penghalang cita-cita. sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang
menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuanya. Pepatah
mengatakan “bayang-bayang setinggi badan”,
artinya mencapai cita-cita sesuai
dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang
secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Dan semua harus dilakukan
dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta
kondisi yang dilaluinya.
Contoh berikutnya :
Pada
mulanya Hasan adalah seorang pedagang kecil, pedagang kaki lima, ia menyadari
bahwa dengan modalnya yang kecil maka dengan susah payah diperolehnya keuntungan
yang berati. Karena itu ddengan hematnya disisihkan kauntunganya untuk
memperbesar modalnya. Hal itu berhasil diperolehnya, sehingga dengan modal yang lebih besar ia dapat
menjadi pedagang menengah. Dan dengan ketekunanya lagi dianjurkan kegiatanya
dalam dagang. Dengan kejujuran serta kesungguhan dapatlah ia memperbesar
usahanya melalui kredit bank kepadanya. Dengan pengalaman sebagai bekal,
kesungguhan serta
Kepercayaan
yang dapat diberiikan kepada relasinya, Hasan berhasil menjadi pedagang besar.
Cita-citanya berangsur dari pedagang kecil kepedagang menengah, dan akhirnya tercapai
menjadi pedagang besar.
Suatu cita-cita tidak hanya
dimiliki oleh individu, masyarakat dan
bangsapun memilki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangasa merupakan keinginan
atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa indonesia mendirikan suatu negara
yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki
keadilan dan kemakmuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar